Laman

Kamis, 07 Juni 2012

cerpen : pemuda, pemuja rahasia


“Mungkin kau tak kan pernah tahu, betapa mudahnya kau tuk dikagumi...
Mungkin kau tak kan pernah sadar, betapa mudahnya kau tuk dicintai...”

Kost Rajawali selalu dihiasi dengan lirik-lirik itu. Alunan lagu pemuja rahasia yang dinyanyikan oleh Sheila On 7 itu selalu saja terdengar dari speaker kamar kos paling ujung, di pagi hari, dan setiap hari. Dan pemilik kamar berwarna biru Turqois itu adalah Rian, Oktarian Nugraha nama lengkapnya. Seorang mahasiswa Aktif berasal dari Jakarta. Biasanya speakernya mulai aktif beberapa saat setelah Azan Subuh berkumandang. Setelah solat Subuh di masjid yang tidak begitu jauh dari kos, maka mulailah “kebiasaan” Rian yang tidak bisa ditinggalkan, (kecuali jika mati lampu atau Rian tidak berada di kost), yaitu bernostalgia memandang langit sambil berkaraoke lagu wajib “Pemuja Rahasia”. Saat ini dia sedang menempuh perkuliahan di sebuah perguruan tinggi negeri di Jakarta.
Wanita yang dicintai Rian bernama Mutia Faradila, akhwat bermata indah dengan tahi lalat yang berada di kening sebelah kiri, dan memiliki lesung pipit di pipinya yang bersih. Dia berasal dari Belitong, daerah dimana Andrea Hirata tumbuh dan berkembang sebagai “Ikal” dalam komplotan Laskar Pelangi. Saat ini dirinya sedang duduk di bangku perkuliahan, di FMIPA Universitas Negeri Riau.

Rabu, 04 April 2012

Naskah 3 Legenda

Download naskah Antara Malin, Siti dan Jaka

bercerita tentang Malin Kundang, Siti Nurbaya, dan Jaka Tarub yang hidup dalam sebuah kehidupan yang sama. 

Kamis, 15 Desember 2011

Apa kabar jodohku ?


Apa Kabar, Jodohku?

Apa kabar jodohku?
Apakah kau juga sedang terjaga malam ini?
Apakah kau juga sedang memanjatkan doa kepada Ilahi di sepertiga malam ini?
Dan apakah mulut dan hatimu terus menerus berzikir disaat ini?
Begitu sangat aku merindukanmu, wahai jodohku....
Berharap kau segera datang menjemputku. 
Tapi mungkin saat ini belum saatnya yang tepat untuk kita bertemu.
Walau aku sungguh mau, Walau aku sungguh ingin,
Namun takdir kehidupan mengharuskan kita untuk berjalan lebih lama dan masih banyak kewajiban yang harus kita emban dan kita lakukan.

Rabu, 23 November 2011

Catatan untuk seorang STALKER


Syukurku padaMu, Kau perkenalkan aku dengan banyak hambaMu untuk menjalin erat ikatan ukhuwah, begitu pun bahagiaku Kau hadiahkan untukku rasa cinta pada hamba-hambaMu hingga aku bisa lebih mengenalMu lewat makhluk yang Kau ciptakan.

Dan aku memiliki seorang “teman” dari sekian banyak hambaMu. Aku paham, ini bukanlah hal yang luar biasa, namun kutanggapi dengan keluarbiasaan. Aku menjadikannya teman dalam tanda kutip. Mungkin ada beberapa yang kuharapkan darinya, tapi sebenarnya tidak jelas antara harap dan tidak. Kutandai dia sebagai teman dalam tanda kutip. Tidak sama dengan temanku lainnya. Dan harus aku tau, aku tidak sedang berbicara tentang sesama jenisku.

Berulangkali, bahagia dengan keberadaannya, dan berulangkali juga aku cemas dengan tingkahnya. Seolah-olah dia adalah tawananku yang tidak layak beranjak sedikit pun dari pengawasanku. Baik dari Facebook, SMS, atau selintingan cerita dari orang-orang terdekatnya, atau media lainnya yang terkait dengan namanya.

Aku paham, dia adalah teman dalam tanda kutip. Seraya lelah kumencari kabar tentangnya, dan sesekali sedih berhampir “ah..  mungkin dia sudah melupakanku “, namun sesekali juga bahagia bertandang, “oh.. dia masih mengingatku..“. Alangkah payah membersamai ketidakpastian. Hubungan yang tidak jelas titik terangnya. Antara ukhuwah dan cinta. Seraya meraba, yang mana yang akan dipilih.

Sibuk memantau status FB-nya, sambil baca-baca komentnya ke beberapa orang. Akan sedih dan bingung ketika ada ikhwan lain yang ngelike statusnya atau ikhwan lain yang dia koment statusnya. Hmmm.. intinya, tidak terima keterkaitannya dengan ikhwan lain. Hmmm.. agak egois memang.

Dan lebih anehnya lagi, lelah memikirkan makna-makna yang ada dari sms-sms yang dia kirim. Seolah menjadi mufassir. “bisa jadi ,,, bisa jadi ,,, mungkin ,,, mungkin ,,, “, dan banyak lagi kalimat mengira-ngira lainnya. Menjadi mufassir atas tingkahnya yang bisa jadi biasa, namun dianggap luar biasa.

Dan akhirnya, setelah sekian lama berkutat dengan aktivitas ga jelas ini, kuputuskan bahwa hal ini sia-sia, melelahkan, menjemukan, membosankan. Dan seharusnya tafsiran yang harus ku cari lebih dahulu adalah “apa hubunganku dengannya? “. Aku yakin, kita bukan saudara sedarah yang harus ku tinjau perkembangannya, walau pun haqqul yakin kita adalah saudara seiman, seakidah yang harus saling menunaikan hak. Oleh Karena itu, sudah selayaknya statusnya kuubah saat ini juga, status yang membuatku kelimpungan mengintai FB-nya, membuatku kebingungan menafsir maksud pesan singkatnya. Jadi, dengarlah lewat alam bawah sadarmu, kalau sekarang kau adalah temanku, bukan teman dalam tanda kutip. Ingatkan aku jika terlupa membuat tanda kutip atas statusmu sebagai teman.
 

Kamis, 17 November 2011

sebuah pesan

beberapa hari yang lalu, seorang teman sya yang berkuliah di Universitas Gajah Mada, menulis di pesan Facebook saya...
kalimat itu sungguh sederhana.
tapi, efeknya sangat kuat kurasakan, karena aku mengalaminya...
Ck... aku jadi merasa bersalah dan merasa bodoh ketika mengingat kelakuan dan tindakan ku selama ini...
bolehlah jikalau aku meng-share kata-kata tersebut kepada teman-teman...
apakah kau merasakan apa yang kurasa?

ini sebuah catatan untukmu dan untukku

Kamis, 10 November 2011

MILAD AldebaranIQ ke-4

Bismillahirrahmanirrahim....

Hari ini, bertepatan dengan tanggal 11 11 11 dimana 4 tahun yang lalu, pada tanggal 11 11 07 sekumpulan anak-anak baru tamat SMP membulatkan tekad, menyatukan langkah, berpegangan tangan (sesama muhrim), membulatkan suara dan meluruskan niat untuk menjadi power ranger di PadangPanjang Indonesia.
Peristiwa itu terjadi di ruangan kelas XI Ia 2, ditemani oleh es teler mbak icha yang di-utangin dulu dengan uang saudari Mega Suci Hidayati (klo g salah). Mungkin tidak akan ada yang melupakan kejadian ini, disaat Yadi Ferdian sok-sok'an menentang nama AldebaranIQ sebagai nama Generasi ke sebelas di asrama SMAN 1 PadangPanjang, padahal Yadi hanya mencari sensasi.
itu 4 tahun yang lalu...

dalam tulisan ini saya hanya mengembalikan kembali ingatan nostalgia pada tanggal 11 November yang lalu.
semoga saudara-saudariku ingat...